Papuapreneur Week Eps. 1 : Yang Muda, Yang Berwirausaha
PAPUA MANDIRI – Sebagai bagian dari membumikan gaya hidup entrepreneurship di kalangan anak muda Merauke, LPK Papua Mandiri telah menyelenggarakan acara Papuapreneur Week yang bertempat di ruang Studio Lucia. Even dua mingguan ini dihadiri oleh sekitar 20an anak muda dari berbagai organisasi dan komunitas. Di antaranya adalah HMI Cabang Merauke, Komunitas Menoken Anim Ha serta beberapa organisasi ikatan mahasiswa dari Boven Digoel, Asmat, Yahukimo, Tolikara, Lani Jaya dan Wamena.
Pada episode perdana ini, hadir Yune Rumateray dan Paulus Fatlolon sebagai narasumber yang dipandu oleh presenter Desi Baransano. Yune merupakan seorang Ecosociopreneur yang telah lama membuat dan menjual produk sampo ramah lingkungan di kalangan anak muda Merauke. Di samping itu, ia juga merupakan pendiri sekaligus penggerak utama sekolah Alam Papua Paradise. Menurutnya, ada tiga target utama dalam menjalankan bisnis Ecosociopreneur yaitu, People, Planet dan Profit. People adalah bagian dari nilai-nilai sosial yang terkandung di dalam bisnisnya. Produknya harus bisa menjadi menjawab permasalahan di sekitarnya dengan harga yang terjangkau. Planet merupakan nilai ekologis yang terkandung di dalam bisnisnya. Semua produk dan etika bisnis harus hirau pada pelestarian alam. Sementara Profit merupakan target untuk mendapat keuntungan dari bisnis yang nantinya Sebagian hasilnya akan dipakai untuk sekolah Alam yang ia asuh.
Lebih lanjut ia bercerita mengenai pengalamannya dalam merintis usaha. “sudah sejak lama saya berjualan. Dari hasil jualan saya bisa membeli barang kebutuhan saya sendiri tanpa harus meminta kepada orang tua”, jelasnya. Ia juga menggaris bawahi bahwa,” gengsi tidak akan membuat hidup kita bergengsi”.
Selanjutnya, Paulus Fatlolon pun tidak ketinggalan menceritakan awal mula ia merintis usahanya. Pria yang sebelumnya bekerja sebagai Tour Guide di salah satu agen perjalanan wisata di Papua ini menjelaskan bahwa ia sebenarnya tidak memiliki mindset seorang pebisnis. Dengan begini, Paulus sebenarnya ingin menyamakan posisi awalnya dengan posisi kebanyakan anak Papua yang biasanya selalu menolak untuk berbisnis dengan alasan tidak memiliki bakat. Ia selanjutnya bercerita bahwa untuk memulai usaha, kita tidak perlu mencari-cari usaha apa yang cocok untuk kita.”kalau kita masih cari-cari terus usaha apa yang cocok untuk kita, kita tidak akan pernah memulai”, tegasnya. “Hari ini belum dapat usaha yang cocok, bulan depan juga belum ketemu sampai tahun depan juga tidak akan ketemu. Hingga akhirnya pas kita tua, kita tidak pernah memulai”. “Jadi, bagi adik-adik yang hadir di sini, kalau mau mulai usaha mulailah dari sekarang dengan apa yang kita bisa. Jangan tunggu sampai kita ketemu yang cocok”, lanjutnya.
Pada sesi kedua, presenter mempersilahkan peserta yang hadir untuk bertanya. Pada sesi tanya-jawab ini muncul pertanyaan seputar motivasi di balik niat untuk berbisnis, tantangan dan hambatan, kompetisi antar sesama pebisnis hingga manajemen keuangan hingga kiat-kiat khusus untuk bagaimana menangani persoalan kultural orang Papua yang memiliki jiwa sosial tinggi dan gaya hidup “hidup untuk hari ini, besok nanti cari lagi”.
Di akhir acara, masing-masing narasumber dan presenter diberi cendera mata oleh Nikinus Kogoya, Manajer Divisi Media & Promosi LPK Papua Mandiri. Selanjutnya kegiatan ini ditutup dengan foto bersama.

