Talkshow “Kiat Melamar Pekerjaan” : Banyak Anak Papua Tidak Diterima Bekerja Karena Hal ini

Para Narasumber sedang menyampaikan pendapat mereka terkait topik yang sedang dibahas

Papua Mandiri – Hingga saat ini tidak banyak anak Papua yang melirik sektor swasta sebagai tempat mencari nafkah. Ada sederet alasan yang melatarbelakangi. Misalkan dari survei yang dilakukan oleh Papua Mandiri Research Center (PMRC) di tahun 2022 dan 2023-2024, salah satu alasan yang mengemuka adalah kurangnya percaya diri dari anak Papua itu sendiri. Ini merupakan ranah psikologis yang selalu dirajut oleh rumitnya persoalan kultural. Demi menyelesaikan masalah ini, butuh waktu yang cukup lama. Namun demikian, LPK Papua Mandiri berupaya mencari solusi yang lebih teknis dan praktikal sehingga hasilnya bisa lebih cepat terlihat. Salah satu upaya itu adalah dengan memfasilitasi pertemuan langsung antara anak Papua yang merupakan pencari kerja dan pihak Pemberi Kerja yang diwakili oleh bagian Administrasi maupun HRD mereka. Dengan jalan ini, anak-anak Papua yang sedang mencari pekerjaan bisa langsung bertanya terkait kendala maupun tantangan seputar melamar kerja.

Bertempat di salah satu Kafe di pinggiran jalan Raya Mandala, Talkshow yang bertajuk “Kiat-kiat Melamar Pekerjaan” menghadirkan tiga Narasumber. Pertama adalah Ester Caroline yang saat ini menjabat sebagai HRD Depo Simpati. Kedua adalah Baginda Sitorus yang merupakan Kepala Administrasi Adil Group serta Antonia yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pencarian Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Merauke.

Priskila, seorang audiens sedang merespon jawaban narasumber

Selain membahas mengenai persoalan enggannya anak Papua melamar di sektor swasta, Talkshow ini juga membahas tentang bagaimana cara membuat surat lamaran, CV hingga tips menghadapi interview. ” Ada kok anak Papua yang melamar ke kami. Malah bulan lalu hingga 10 orang”, kata Ester seakan ingin mengoreksi hasil riset kami. “Bahkan beberapa saat lalu, ada satu anak Papua yang bekerja sebagai admin di kami kurang lebih satu tahun”, lanjutnya. Skill mereka saya anggap cukup baik. Hanya saja, mereka sedikit-sedikit ijinlah. Bilangnya urusan keluarga. Ya, saya kalau sudah menyangkut masalah keluarga saya angkat tangan tidak bisa berkata-kata apalagi. Tidak tahu kenapa masalah keluarga itu selalu menjadi alasan mereka tiba-tiba resign“, jelasnya dengan mimik muka sedikit serius namun tetap memberi senyuman kepada audiens yang serius menyimak penjelasannya. “Biasanya, paling lama itu tiga bulan mereka (baca: anak Papua) akan berhenti bekerja. Sayangnya, biasanya tanpa pemberitahuan tiba-tiba hilang begitu saja. Ada sih yang sampai satu tahun, tapi biasanya itu karena mereka kejar THR. Setelah dapat THR, pulang kampung dan tidak pernah kembali lagi”, tambahnya lagi sambil tertawa kecil.

Dorkas, salah seorang audiens sedang bertanya kepada ketiga narasumber

Berbeda dengan Ester, Antonia yang merupakan perwakilan Pemerintah justru mengaminkan hasil riset. ” Kegiatan seperti ini sangat bagus. Saya harap tidak berhenti sampai di sini saja. Tapi, kalau boleh nanti adakan lagi dan hadirkan perusahaan-perusahaan besar. Kami siap memfasilitasi”, katanya dengan wajah memberi apresiasi kepada Talkshow ini. “Kita harus akui, saya juga sebagai anak Papua, saya akui bahwa kita punya penyakit itu malas dan juga minder. Mungkin karena kita punya SDM yang rendah ya”, katanya sambil melirik ke Host dan salah satu narasumber seakan menunggu validasi bahwa apa yang ia katakan benar adanya. Ia pun melanjutkan bahwa anak Papua tidak boleh begini-begini saja. Harus ada perubahan. ” Meskipun kita punya kulit hitam keriting rambut, kita juga harus bisa buktikan bahwa kita juga bisa. Kalau orang lain bisa datang dan memimpin kita, kita pun harus bisa membuktikan bahwa kita bisa memimpin orang lain”, tegasnya dengan intonasi yang berapi-api sambil menatap audiens yang hampir semuanya adalah anak Papua.

Direktur LPK Papua Mandiri memberikan piagam penghargaan kepada salah seorang Narasumber

Selanjutnya, Sitorus dalam Talkshow ini menjelaskan bahwa perusahaan tempatnya bekerja selalu terbuka bagi anak Papua yang ingin melamar pekerjaan. ” Saya tidak menjamin jika ada dari kalian yang melamar di tempat saya otomatis akan diterima. Tetap berusaha saja dan jangan cepat putus asa jika lamaran kalian belum diterima”, tegasnya dengan mata berbinar dan senyuman kepada audiens seakan memberi doa terbaik kepada mereka. Ia pun melanjutkan, “Kami membuka lowongan bagi adik-adik di sini untuk magang di tempat kami. Nanti bisa dikonsultasikan melalui LPK Papua Mandiri jika kalian ingin magang ya”, katanya sambil mengalihkan pandangannya dari audiens kepada Dolvianus Mau selaku Direktur LPK Papua Mandiri.

Febrian, salah satu audiens menerima hadiah dari seorang Narasumber

Dalam Talkshow ini audiens dilibatkan di setiap sesi untuk merespon jawaban dari narasumber. Beberapa di antaranya terkait perkara “orang dalam”, tips membuat CV dan surat lamaran yang menarik bagi HRD, cara mempersiapkan diri dengan baik ketika ingin diinterview hingga bagaimana menjawab interview yang akan berkesan bagi HRD. Di samping itu, ada pula diskusi sesaat terkait perlindungan terhadap pekerja perempuan dari tindakan pelecahan seksual di tempat kerja.Talkshow ini dihadiri oleh 23 audiens yang sebagian besar adalah Alumni LPK Papua Mandiri. Di sela-sela sesi, selalu disisipi dengan kuis dengan hadiah berupa merchandise dari LPK Papua Mandiri. Di akhir acara, narasumber dan audiens diajak makan malam bersama sebelum pulang. Sebagai informasi, Talkshow serupa akan diselenggarakan di lain waktu yang akan difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Merauke.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *