TK Bintang Fajar Meluluskan 10 Anak OAP : Potret Basis Sekolah Anak OAP di Kabupaten Merauke
Papua Mandiri – Tahun ini, TK Bintang Fajar meluluskan berhasil 10 anak muridnya. Sedikit sekali? Ya, memang benar jika dibandingkan dengan total anak kelas B di angkatan tersebut yang berjumlah 22 anak. Apalagi kalau dibandingkan dengan total lulusan TK-TK lain yang ada di Merauke. Faktanya adalah, ini merupakan tahun di mana jumlah kelulusan terendah sejak 2 tahun terakhir.
Seperti kita ketahui bersama dalam satu tahun terakhir, curah hujan cukup tinggi sejak memasuki musim hujan tahun lalu hingga membuat jalan masuk ke sekolah dan halaman sekolah menjadi becek dan tergenang. Apalagi posisi sekolah yang masih di ‘pojokan’ kota, dalam beberapa waktu-waktu tertentu tampak sunyi. Hanya ada suara burung, katak dan sesekali bunyi letupan air akibat gerakan ikan-ikan kecil di beberapa galian kecil. Situasi demikian membuat orang tua murid berpikir beberapa kali untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Akhirnya, hanya sejumlah kecil anak saja yang tetap bersekolah.
Di sisi lain, beberapa orang tua murid tidak memiliki kendaraan untuk mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Untuk hal ini, pihak TK sudah menyediakan angkutan. Akan tetapi, kedisiplinan orang tua untuk menyiapkan anak mereka untuk sekolah setiap hari kurang konsisten. Jadi, jika orang tua terlambat mempersiapkan anak muridnya, maka konsekuensinya anak murid harus diantar orang tuanya. Masalahnya, tidak semua orang tua mau melakukan hal demikian. Selain tidak ada kendaraan, beberapa di antara mereka juga harus sudah bersiap-siap berangkat kerja. Sementara, orang tua lain memang tidak begitu memperhatikan anak mereka untuk ke sekolah. Giliran penerimaan raport, beberapa di antara mereka menuntut untuk anaknya harus diluluskan.
Sebagai informasi, anak-anak TK Bintang Fajar berasal dari kompleks Kuda Mati, Blorep, Cigombong dan Jati-jati. Keempat area ini merupakan sedikit dari kantong-kantong pemukiman OAP di Merauke.
Sebenarnya, apa yang terjadi di TK Bintang Fajar merupakan gambaran umum potret pendidikan bagi anak-anak OAP di Tanah Papua. Kualitas lembaga pendidikan yang seadanya, birokrasi-administrasi yang ruwet lalu berjumpa dengan kompleksitas kultur masyarakat membuat sekedar pergi sekolah menjadi tantangan yang sangat berat. Padahal, kita tahu bersama bahwa Pendidikan menjadi jalan yang tidak bisa ditawar bagi anak-anak Papua jika mereka bermimpi mau mengelola SDA Papua yang sangat melimpah di masa depan.
Namun demikian, di tengah tantangan yang luar biasa hebat ini, masih ada 10 anak Papua usia TK yang lulus. Anak-anak ini bersama para Bunda dan orang tuanya menunjukkan bahwa beban kultural dan labirin birokrasi-administrasi yang acapkali membingungkan serta kualitas sarana-prasarana yang seadanya tidak menyurutkan tekad mereka untuk bisa menyelesaikan proses pendidikan di tingkat TK.
Ini baru awal. Bahkan kalau mau dikatakan ini adalah pra-awal untuk menempuh proses pendidikan (baik formal, informal maupun non-formal) yang cukup panjang ke depannya. Semoga dengan pengalaman belajar sambil bermain di TK Bintang Fajar bisa menjadi bekal bagi anak-anak ini untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

